Minggu, 13 Juni 2010

Abdullah bin Abbas: Muda Usianya, Luas Ilmunya

Senin, 31/05/2010 12.59 WIB 12.59 WIB (eramuslim.com)

"Ya Ghulam, maukah kau mendengar beberapa kalimat yang sangat berguna?" tanya Rasulullah suatu ketika pada seorang pemuda cilik. "Jagalah (ajaran-ajaran) Allah, niscaya engkau akan mendapatkan-Nya selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan) Allah maka engkau akan mendapati-Nya selalu dekat di hadapanmu."

Pemuda cilik itu termangu di depan Rasulullah. Ia memusatkan konsentrasi pada setiap patah kata yang keluar dari bibir manusia paling mulia itu. "Kenalilah Allah dalam sukamu, maka Allah akan mengenalimu dalam duka. Bila engkau meminta, mintalah pada-Nya. Jika engkau butuh pertolongan, memohonlah pada-Nya. Semua hal telah selesai ditulis."

Pemuda cilik yang beruntung itu adalah Abdullah bin Abbas. Ibnu Abbas, begitu ia biasa dipanggil. Dalam sehari itu ia menerima banyak ilmu. Bak pepatah sekali dayung tiga empat pula terlampaui, wejangan Rasulullah saat itu telah memenuhi rasa ingin tahunya. Pelajaran aqidah, ilmu, dan amal sekaligus ia terima dalam sekali pertemuan.

Keakrabannya dengan Rasulullah sejak kecil membuat Ibnu Abbas tumbuh menjadi seorang lelaki berkepribadian luar biasa. Hidup bersama dengan Rasulullah benar-benar telah membentuk karakter dan sifatnya. Sebuah kisah menarik melukiskan bagaimana Ibnu Abbas ingin selalu dekat dengan dan belajar dari Rasulullah.

Abdullah bin Abbas lahir tiga tahun sebelum Rasulullah hij-rah. Saat Rasulullah wafat, ia masih sangat belia, 13 tahun umurnya. Semasa hidupnya Rasulullah benar-benar akrab dengan mereka yang hampir seusia dengan Abdullah bin Abbas. Ada Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah, dan sahabat-sahabat kecil lainnya.

Kerap kali Rasulullah meluangkan waktu dan bercanda bersama mereka. Tapi tak jarang pula Rasulullah menasehati mereka. Saat Rasulullah wafat, Ibnu Abbas benar-benar merasa kehilangan. Sosok yang sejak mula menjadi panutannya, kini telah tiada. Tapi keadaan seperti itu tak berlama-lama mengharu-biru perasaannya. Ibnu Abbas segera bangkit dari kesedihannya, iman tak boleh dibiarkan terus menjadi layu. Meski Rasulullah telah berpulang, semangat jihad tak boleh berkurang. Maka Ibnu Abbas pun mulai melakukan perburuan ilmu.

Didatanginya sahabat-sahabat senior, ia bertanya tentang apa saja yang mesti ditimbanya. Tak hanya itu, ia juga mengajak sahabat-sahabat lain yang seusianya untuk belajar pula. Tapi sayang, tak banyak yang mengikuti jejak Ibnu Abbas. Sahabat-sahabat Ibnu Abbas merasa tak yakin, apakah sehabat-shabat senior mau memperhatikan mereka yang masih anak-anak ini. Meski demikian, hal ini tak membuat Ibnu Abbas patah semangat. Apa saja yang menurutnya belum dipahami, ia tanyakan pada sahabat-sahabat yang lebih tahu.

Ia ketuk satu pintu dan berpindah ke satu pintu rumah sahabat-sahabat Rasulullah. Tak jarang ia harus tidur di depan pintu para sahabat, karena mereka sedang istirahat di dalam rumahnya. Tapi betapa terkejutnya mereka tatkala menemui Ibnu Abbas sedang tidur di depan pintu rumahnya.

"Wahai keponakan Rasulullah, kenapa tak kami saja yang menemui Anda," kata para sahabat yang menemukan Ibnu Abbas tertidur di depan pintu rumahnya beralaskan selembar baju yang ia bawa.

"Tidak, akulah yang mesti mendatangi Anda," kata Ibnu Abbas tegas. Demikiankan kehidupan Ibnu Abbas, sampai kelak ia benar-benar menjadi seorang pemuda dengan ilmu dan pengetahuan yang tinggi. Saking tingginya dan tak berimbang
dengan usianya, ada orang yang bertanya tentangnya.

"Bagaimana Anda mendapatkan ilmu ini, wahai Ibnu Abbas?"

"Dengan lidah dan gemar bertanya, dengan akal yang suka berpikir," demikian jawabnya.

Karena ketinggian ilmunya itulah ia kerap menjadi kawan dan lawan berdiskusi para sahabat senior lainnya. Umar bin Khattab misalnya, selalu memanggil Ibnu Abbas untuk duduk bersama dalam sebuah musyawarah. Pendapat-pendapatnya selalu didengar karena keilmuannya. Sampai-sampai Amirul Mukminin kedua itu memberikan julukan kepada Ibnu Abbas sebagai "pemuda tua".

Pada masa Khalifah Utsman, Ibnu Abbas mendapat tugas untuk pergi berjihad ke Afrika Utara. Bersama pasukan dalam pimpinan Abdullah bin Abi Sarh, ia berangkat sebagai mujahid dan juru dakwah. Di masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, ia pun menawarkan diri sebagai utusan yang akan berdialog dengan kaum khawarij dan berdakwah pada mereka. Sampai-sampai lebih dari 15.000 orang memenuhi seruan Allah untuk kembali pada jalan yang benar.

Di usianya yang ke 71 tahun, Allah memanggilnya. Saat itu umat Islam benar-benar kehilangan seorang dengan kemampuan dan pengetahuan yang luar biasa. "Hari ini telah wafat ulama umat," kata Abu Hurairah menggambarkan rasa kehilangannya. Semoga Allah memberikan satu lagi penggantinya. (sa/berbagaisumber)

Senjata-Senjata Yang Dimiliki Oleh Rasulullah

Kamis, 10/06/2010 08:57 WIB (eramuslim.com)

Tebal

Nabi memiliki sembilan pedang: Ma'thur yang diwariskan oleh ayahnya, dan itu adalah pedang pertama yang pernah dimiliki oleh beliau. Dia juga memiliki al-'Idb dan Dhu al-Fiqar, yang tidak pernah jauh darinya. Dhu al-Fiqar memiliki gagang melingkari tangannya, dan dasar yang terbuat dari perak. Beliau juga memiliki al-Qal'i, al-Battar, al-Hatf, ar-Rawb, al-Mikhdam, dan al-Qadib, yang juga memiliki bahan dasar terbuat dari perak. Nabi memperoleh Dhu al-Fiqar selama perang Badar.

Nabi memiliki tujuh buah baju besi: Dhat al-Fudul, yang kemudian ditukarkan dengan tiga puluh sa’ selai (makanan) kepada abu Abu-Shahm, seorang Yahudi, untuk makanan keluarganya. Dhat al-Fudul terbuat dari besi. Nabi juga memiliki Dhat al-Wishah, Dhat al-Hawashi, as-Sa'diyyah, Fiddah, al-Batra ', dan al-Khirniq.

Nabi dimiliki enam busur panah: az-Zawra ', ar-Rauha', as-Safra ', al-Bayda', al-Katum—yang rusak selama pertempuran Uhud, dan diambil oleh Qatadah bin an-Nu'man—dan as-Saddad.

Nabi memiliki bergetar disebut al-Kafur, dan tali untuk itu terbuat dari kulit kecokelatan, serta cincin melingkar tiga perak, gesper, dan ujung terbuat dari perak. Kita harus menyebutkan bahwa Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa tidak ada riwayat otentik bahwa Nabi pernah memakai tali pinggangnya.

Nabi juga memiliki beberapa perisai: az-Zalluq, dan perisai yang dinamai al-Futaq. al-Futaq diberikan kepadanya sebagai hadiah, dan awalnya terdapat gambar patung di atasnya. Rasul sering meletakkan tangannya pada gambar patung itu hingga kemudian gambar itu menjadi pudar tak terlihat.

Nabi memiliki lima tombak: al-Muthwi, al-Muthni, an-Nab'ah, tombak besar yang dinami al-Bayda ', dan tombak pendek bernama Anazah. Tombak ini selalu dibawa ketika hari raya Id, digunakan sebagai sutrah. Kadang-kadang, Nabi berjalan sambil memegang 'Anazah.

Nabi memiliki helm yang terbuat dari besi yang disebut al-Muwashah - yang dihiasi dengan tembaga - dan helm yang lain, disebut-Sabugh, atau Dhu sebagai-Sabugh.

Nabi memiliki tiga jubah panjang (jubbas) yang terus dipakai selama pertempuran. Salah satunya terbuat dari brokat halus berwarna hijau (sundus). Nabi memiliki bendera hitam, disebut al-'Uqab. Abu Dawud dalam salah satu hadis yang dikumpulkan dalam kitab 'Sunan,' dari seorang sahabat yang mengatakan: "Aku melihat bendera Nabi." Nabi juga memiliki tongkat yang disebut al-'Arjun, dan al-Mamshuq. (sa/sunnahonline)

Senin, 01 Juni 2009

Kapal Perang Malaysia Masuki Wilayah NKRI Lagi


"Kapal itu tepatnya berada di sebelah tenggara mercu suar Karang Unarang, Perairan Ambalat," kata Kepala Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Armatim), Letkol Laut Toni Syaiful, di Surabaya, Sabtu petang.

Kapal jenis "Fast Attack Craft" milik Angkatan Laut Malaysia bernama KD Baung-3509, Sabtu sekitar pukul 06.00 Wita, secara terang-terangan melakukan provokasi dengan memasuki perairan NKRI sejauh 7,3 mil laut pada posisi 04,00,00 Lintang Utara dan 118,09,00 Bujur Timur dengan kecepatan 11 knot.

Titik posisi pelanggaran kapal Malaysia itu berhasil dideteksi melalui radar Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Untung Suropati-872 yang sedang berpatroli di Perairan Ambalat pada posisi 04,04,80 Lintang Utara dan 118,03,10 Bujur Timur.

KRI Untung Surapati-872 yang dikomandani Mayor Laut (P) Salim itu akhirnya memerintahkan anak buah kapal (ABK) untuk melaksanakan perang tempur bahaya kapal permukaan dan melakukan pengejaran kapal asing.

"Dua KRI lain yakni KRI Pulau Rimau dan KRI Suluh Pari yang juga sedang patroli di sektor perbatasan sebelah utara Perairan Ambalat pun bergabung melaksanakan pengejaran," katanya.

Setelah mendekati titik pengejaran dan berhasil mengidentifikasi secara visual kapal tersebut barulah diketahui kapal perang Malaysia itu adalah KD Baung-3509.

Kapal KD Baung-3509 itu sebelumnya juga telah melakukan pelanggaran wilayah, Minggu (24/5). Hasil identifikasi KRI Untung Surapati, kapal perang Malaysia buatan Jerman tahun 1976 itu berbobot 244 ton dengan panjang 44,9 meter dan lebar 7 meter.

Saat KRI Untung Surapati melakukan konfirmasi, kapal perang Malaysia yang memiliki meriam 57 mm dan 40 mm tersebut menutup radio dan tidak mau menjalin komunikasi.

Menanggapi hal itu, KRI Untung Surapati memberikan komunikasi isyarat sekaligus melaksanakan "shadowing" (membayangi secara ketat) untuk memaksa KD Baung-3509 keluar dari perairan NKRI.

"Selama proses shadowing, KD Baung melakukan empat kali manuver zig-zag serta meningkatkan kecepatan kapal. Ketegangan pun terjadi selama 1,5 jam, namun KRI Untung Surapati akhirnya berhasil menghalau kapal Malaysia," katanya.

Tidak lama setelah KD Baung-3509 kembali ke perairan Malaysia, sebuah helikopter Malaysia melintas di atas kapal tersebut dalam posisi memberikan perlindungan.

Mengetahui hal itu, KRI Untung Surapati mengontak unsur Patroli Udara TNI AL Nomad P-834 yang berada di Tarakan, Kalimantan Timur untuk membantu proses penghalauan kapal perang Malaysia.


Comment : Sungguh pemerintahan Indonesia masih belum memiliki ketegasan dan juga sumber daya yang memadai. Buktinya, masih ada cerita seperti ini. Itu berarti kita masih bisa saja, dan masih tetap bisa jadi negara yang terus-terusan diperdaya negara lain. Moga ini bisa menjadi Iktibar yang telak untuk pemerintah agar bisa lebih baik... apalagi dengan pemerintahan selamjutnya(2009-2014).


Sumber : http://www.antara.co.id/

(minggu, 31 Mei 2009).

99 % Dokter Tidak Tahu Status Kehalalan Obat

Kecemasan pasien kini bertambah satu lagi. Selain cemas karena sakit dan harga obat yang terus melambung, kini kita harus dipusingkan dengan status kehalalan obat-obatan tersebut. Beberapa obat memang mencantumkan dengan jelas sumber bahannya. Misalnya pada obat Lovenox buatan Aventis yang menuliskan BERSUMBER BABI pada kemasannya. Obat tersebut merupakan Hepharin (berfungsi mengencerkan darah) yang dipakai bagi penderita penyakit jantung. Namun sayangnya obat yang dipakai dengan cara disuntikkan itu hanya menginformasikannya pada kemasan luar.

Ada dokter yang memberitahukan hal tersebut pada pasien, tetapi BANYAK DOKTER juga yang TIDAK MEMBERITAHUKAN. Akibatnya pasien yang tidak diinformasikan oleh dokter tidak akan mengetahui hal tersebut. Celakanya lagi, sebagian besar dokter tidak mengetahui status kehalalan obat-obatan yang digunakan untuk para pasiennya tersebut.

Prof dr Jurnalis Uddin bahkan menduga hampir 99 % dokter yang ada di Indonesia tidak tahu halal dan haramnya obat yang beredar, karena memang tidak pernah diajarkan kepada mereka. Nah, kalau dokter saja tidak tahu, bagaimana pasiennya?

Bagaimana dokter mendapatkan informasi tentang obat di Indonesia? Pertama adalah selama pendidikan mereka di fakultas kedokteran di berbagai universitas. Setelah jadi dokter, mereka mendapatkan informasi dari Buku ISO terbitan ISFI yang terbit tiap tahun, buku MMIS edisi Indonesia yang terbit tiap tahun, medical representative yang menyampaikan produk obat dari pabrik/distirubutor , seminar/workshop dimana peserta biasanya meniru lead doctor di bidang tertentu, jurnal cetak dan digital, serta Evidence Based Medicine yang berupa Cochrane atau Evidence Matters.

Informasi yang diberikan oleh berbagai sumber tersebut adalah menyangkut bahan aktif obat, khasiat obat, indikasi pemakaian obat, kontra indikasi, efek samping, dosis dan kemasan. Kkhusus dari evidence based medicine, memberikan pilihan obat/tindakan berdasarkan the best evidence mutakhir. Info mengenai status kehalalan atau bahan haram yang mungkin digunakannya sama sekali tidak ada.

Dari sekitar 200 perusahaan obat yang berproduksi di Indonesia, sebagian besar bahan baku obat yang digunakan dibuat di luar negeri. Prosedur pembuatan obat sesuai dengan prosedur pabrik induk di luar negeri atau beracik dari bahan-bahan yang diimpor dari luar negeri. Dengan demikian mereka juga tidak memiliki informasi yang memadai mengenai status kehalalannya. Sedangkan dari lebih kurang 10.000 jenis obat yang beredar saat ini hampir semuanya BELUM MENDAPATKAN SERTIFIKASI HALAL dari MUI.

Dari fakta-fakta di atas, maka konsumen Muslim memang belum terlindungi secara baik, khususnya dalam penggunaan obat-obatan. Kendala ini menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera diselesaikan oleh pihak-pihak yang terkait, agar masyarakat tidak terkatung-katung dengan ketidakjelasan status kehalalan obat yang beredar.

Alternatifnya adalah, mengapa kita tak memanfaatkan obat-obatan halal yang tersedia di alam? Seperti MADU, HABBATUSSAUDA, ROSELLA, dan berbagai herba lain yang telah jelas kualitas dan kehalalannya, walau saat ini belum populer di meja Rumah Sakit?



Dikutip dari : http://www.facebook .com/l/;halalmui .or.id

Rabu, 30 Juli 2008

" TULISKAN 100 KEINGINANMU DALAM SELEMBAR KERTAS !"

Sebuah kisah sejati seorang mahasiswa IPB yang berhasil mewujudkan cita-citanya.


"Tulis.... . Tulislah keinginanmu. Jangan hanya dalam pikiran, karena kamu akan lupa... . Tulislah dalam kertas. Tulis 100 keinginanmu dalam selembar kertas. Maka, suatu saat kau akan menyaksikan kertas itu penuh dengan coretan. Dan kemudian kau tersadar bahwa kau telah meraih impianmu itu."


Kata-kata itulah yang membuat aku merenung. Meskipun kata-kata itu hanyalah seperti ucapan omong kosong belaka, namun itulah yang terjadi. Dengan satu tekad bulat, sebulat keinginannya, seorang mahasiswa IPB yang penuh semangat itupun mencoba bangkit. Ia tidak peduli akan kata-kata orang lain. Cemoohan teman-temannya.

Selangkah demi selangkah ia merangkak maju menggapai impiannya yang mustahil. Ia bukanlah seorang yang kaya atau pandai. Seperti yang ia katakan kepadaku, kepada teman-temannya, ia berusaha sekuat tenaga. Satu per satu, harapannya menghilang diangan-angannya dan terwujud dalam kenyataan. Satu per satu tulisan '100 tekad' itu penuh dengan coretan. Ia telah mewujudkannya.

Subhanallah.....
Maha Suci Allah yang menentukan segalanya dari awal hingga akhir. Dari yang terkecil hingga yang maha dahsyat kejadiannya.

Maka kutuliskan 100 tekad itu. Sama seperti yang telah beliau ajarkan :
1. Hafal Al Quran dalam 4 thn,
2. Ikut UKM FORCES,
3. Sholat tahajud dan puasa senin-kamis sebagai a\makanan sehari-hari,
4. Lulus IPB dengan IP > 3.00
5. Membeli Laptop dengan uang sendiri,
6. Pengusaha sukses,
7. Membawa orang tua naik haji,
8. Bisa menguasai minimal 5 ilmu selain Silvikultur,
9. Mengislamkan 10 orang dengan akhlaq(budi pekerti dan sopan santun)
10. Bersedekah kepada orang fakir, jompo, dan anak yatim piatu,
.
.
.
100. Masuk surga.



------------------------------------------------------------------------------------------------
Pesan beliau kepada kami, "JANGAN TAKUT BERMIMPI BESAR"
Maka, sudahkah Anda menulis mimpi-mimpi Anda dan berjuang mewujudkannya?
------------------------------------------------------------------------------------------------